. Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat (STM)
a. Karakteristik Pendekatan STM
Sains-Teknologi-Masyarakat (STM) merupakan terjemahan dari Science-Technology-Society (STS), yaitu suatu usaha untuk menyajikan IPA dengan mempergunakan masalah-masalah dari dunia nyata. STM adalah suatu pendekatan yang mencakup seluruh aspek pendidikan yaitu tujuan, topik/masalah yang akan dieksplorasi, strategi pembelajaran, evaluasi dan persiapan/kinerja guru. Pendekatan ini melibatkan murid dalam menentukan tujuan, prosedur pelaksanaan, pencarian informasi dan dalam evaluasi. Tujuan utama pendekatan STM ini adalah menghasilkan lulusan yang cukup mempunyai bekal pengetahuan sehingga mampu mengambil keputusan penting tentang masalah-masalah dalam masyarakat dapat mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan yang diambilnya (Iskandar, 1996).
Menurut Srini M. Iskandar (1994) pendekatan STM ini memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah (oleh murid) di dalam masyarakat yang mempunyai dampak negatif.
2. Mempergunakan masalah yang ada di dalam masyarakat yang ditemukan murid yang ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan alam sebagai wahana untuk menyampaikan pokok bahasan.
3. Menggunakan sumber daya yang terdapat di dalam masyarakat baik materi maupun manusia sebagai nara sumber untuk informasi ilmiah maupun informasi teknologi yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah nyata dari kehidupan sehari-hari.
4. Meningkatkan pengajaran IPA melampaui jam pelajaran dalam kelas, ruang kelas, dan gedung sekolah.
5. Meningkatkan kesadaran murid akan dampak ilmu pengetahuan alam dan teknologi.
6. Memperluas wawasan murid mengenai ilmu pengetahuan alam lebih dari sesuatu yang perlu dikuasai untuk lulus ujian/tes semata.
7. Mengikutsertakan murid-murid untuk mencari informasi ilmiah maupun informasi teknologi yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah nyata yang diangkat dari kehidupan sehari-hari.
8. Memperkenalkan peranan ilmu pengetahuan alam di dalam suatu institusi dan dalam masyarakat.
9. Memfokuskan pada karir yang erat hubungannya dengan ilmu pengetahuan alam dan teknologi.
10. Meningkatkan kesadaran murid akan tanggung jawabnya sebagai warga negara dalam memecahkan masalah yang timbul di dalam masyarakat terutama masalah- masalah yang erat hubungannya dengan Iptek.
11. Ilmu pengetahuan alam merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi murid.
12. Ilmu pengetahuan alam yang mengacu kepada masa depan.
b. Landasan Pendekatan STM
Pendekatan STM dilandasi oleh tiga hal penting, yaitu :
1. Adanya keterkaitan yang erat antara sains, teknologi dan masyarakat.
2. Dalam proses belajar menganut pandangan konstruktivisme, yang pada pokoknya menggambarkan bahwa si pelajar membentuk atau membangun pengetahuannya melalui interaksinya dengan lingkungan.
3. Dalam pengajarannya terkandung lima ranah, yang terdiri atas ranah pengetahuan, ranah sikap, ranah proses sains, ranah kreatifitas, dan ranah hubungan dan aplikasi (Iskandar, 1991; Susilo, 1994; Poedjiadi, 1994; Hidayat, 1996).
2. Perbedaan Antara Pembelajaran Sains Saat ini dengan Pembelajaran Sains dengan Pendekatan STM
Antara pembelajaran sains yang dilakukan saat ini dan dengan pendekatan STM menunjukkan perbedaan yang cukup kontras, hal ini dapat dilihat sebagai berikut:
a. Pembelajaran sains saat ini
1. Konsep berasal dari buku teks sesuai kurikulum
2. Monodisipliner dan diajarkan secara terpisah
3. Topik/Arah/Fokus ditentukan oleh atau guru
4. Dalam pembelajarannya dimulai dari konsep, prinsip, baru kemudian contohnya
5. Guru sebagai pemberi informasi
6. Menggunakan sumber daya yang ada di sekolah
7. Tugas utama siswa adalah memahami isi buku teks
b. Pembelajaran sains dengan pendekatan STM
1. Sesuai dengan kurikulum dan menjawab permasalahan di masyarakat
2. Multidisipliner (dengan melihat permasalahannya), dan diajarkan secara menyeluruh (integrated)
3. Topik/Arah/Fokus ditentukan oleh siswa atau isu/masalah yang ada di sekitarnya
4. Dimulai dengan aplikasi sains (IPA dan teknologi) yang ada di masyarakat sehingga paham betul akan konsep dan prinsip IPA. Aplikasi sebagai motivasi bagi siswa untuk belajar
5. Guru sebagai fasilitator
6. Menggunakan sumber daya yang ada dan lingkungannya
7. Tugas utama siswa adalah mencari informasi, mengolah dan menyimpulkan (Iskandar, 1991; Hadiat, 1994; Hidayat, 1996).
3. Kedudukan pendekatan STM ini dalam kurikulum sebagai berikut:
a. Pendekatan STM menyempurnakan pencapaian tujuan kurikulum khususnya GBPP.
b. Program-program STM tidak mengubah pokok-pokok pengajaran yang tercantum dalam GBPP.
c. Pendekatan STM memungkinkan siswa memperoleh kemudahan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya.
d. Pendekatan STM meningkatkan kebermaknaan pembelajaran sains bagi siswa.
e. Pendekatan STM mengaitkan bahan pelajaran dengan lingkungan hidup siswa, dengan demikian bahan-bahan. pengajaran lokal akan dengan sendirinya dipelajari dengan baik.
f. Pendekatan STM meningkatkan keterampilan intelektual siswa dan daya berpikir positif, kritis, dan logis.
g. Program STM merupakan bahan pengajaran yang utuh antara kegiatan intra dan ekstra kurikuler.
h. Program kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan STM tidak mengubah kegiatan belajar mengajar sains yang berlaku di sekolah.
i. Tidak semua pokok bahasan sains yang tercantum dalam GBPP dapat dikembangkan menjadi bahan pembelajaran dengan program STM.
j. Program STM meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan dan masyarakat.