BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman dan pengujian gagasan-gagasan. Mata pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah.
Menurut Carin dan Sund (dalam Winarni, 2004: 92) IPA adalah pengetahuan tentang alam semesta yang bertumpu pada data yang dikumpulkan melalui pengamatan dan percobaan, yang di dalamnya memuat produk, proses dan sikap ilmiah, dimana pada setiap bagian dari proses, produk dan sikap ilmiah itu mengandung unsur-unsur yang harus dicapai sebagai hasil belajar IPA. Secara harfiah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan tentang alam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan sebagai proses ilmiah, konsep dan satu set sikap atau nilai. Perkembangan IPA ditunjukkan tidak hanya oleh kumpulan-kumpulan fakta saja (produk ilmiah) tetapi juga oleh timbulnya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Oleh sebab itu, pengajaran IPA di sekolah tidak hanya mementingkan penguasaan siswa terhadap fakta, konsep dan teori-teori (sebagai produk), tetapi yang lebih penting adalah siswa belajar untuk mengerti terhadap proses bagaimana produk IPA tersebut ditemukan.
Menurut Ardhana (dalam Winarni, 2004: 133) tujuan utama dalam IPA SD adalah membentuk anak-anak mendapatkan cita-cita, pengertian-pengertian,keterampilan-keterampilan yang berguna untuk menjadi warga negara yang baik. Pengajaran IPA SD di Indonesia memiliki tujuan, antara lain agara siswa dapat (1) memahami konsep-konsep IPA dan ketgerkaitan nya dengan kehidupannya sehari-hari; (2) mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian-kejadian lingkungan hidup; dan (3) siswa memiliki sikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerja sama dan mandiri (Anonimus dalam Winarni, 2004: 133)
Untuk mencapai tujuan pendidikan dan untuk meningkatkan hasil belajar IPA, pemerintah telah melakukan berbagai upaya, antara lain dengan melakukan penyempurnaan kurikulum, peningkatan kemampuan guru, penyediaan buku ajar, penyediaan KIT IPA untuk SD. Penyediaan buku ajar dan KIT IPA dimaksudkan agar pembelajaran IPA tidak hanya memfokuskan pada aspek proses. Namun belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain metode dan pendekatan belajar yang digunakan dalam pengajaran. Pendekatan yang dilakukan oleh guru dalam mengajar dapat mempengaruhi cara dan minat siswa dalam mempelajari IPA. Kecenderungan guru menggunakan metode ceramah dalam kegiatan belajar mengajar membuat siswa pasif, karena siswa kurang termotivasi untuk mengeluarkan pendapat dan kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah.
Selain itu praktik pembelajaran IPA SD di Kota Bengkulu secara khusus menunjukkan prestasi belajar (kemampuan akademik) siswa rendah, yaitu rata-rata hasil Ujian Akhir Sekolah (UAS) adalah 6,06 dengan nilai terendah 2,17 dan nilai tertinggi 9,69 (Diknas Kota Bengkulu, 2004 dalam Winarni, 1997: 7). Salah satu kritik yang cukup tajam adalah bahwa proses belajar mengajar yang nampak sekarang ini lebih banyak hanya sekedar mengejar target pencapaian kurikulum yang telah ditentukan (Malik, 1996 dalam Winarni, 1999: 2). Pengajaran yang hanya mengejar target seperti itu menyebabkan terjadinya pemaksaan terhadap peserta didik untuk melahap semua informasi yang diberikan, tanpa diberi peluang sedikitpun melakukan perenungan maupun refleksi secara kritis. Dan ironisnya materi yang disajikan itu berupa konsep-konsep, aturan-aturan, dan keterampilan yang sudah terstruktur. Akibatnya cara penyampaiannya atau metodologi yang dipakai cenderung bersifat monolog, monoton. Untuk itu murid harus dirangsang dan diberi kesempatan berdiskusi untuk memecahkan masalah, dan mukan sekedar diberi materi yang bersifat hapalan dan peran guru di dalam mengembangkan potensi peserta didik tetap besar.
Sehingga untuk mengatasi hal tersebut penulis mencoba mengadakan perbaikan dalam pengajaran yaitu dengan pengajaran yang menggunakan metode kooperatif jenis Jigsaw. Dengan metode kooperatif jigsaw ini, diharapkan siswa dapat lebih memahami dan terbaik untuk belajar, sehingga meningkatkan prestasi dan aktivitas siswa.
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi pengajaran yang berorientasi pada siswa, dimana siswa belajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil, dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar saling membantu dan berdiskusi sama-sama dalam menyelesaikan suatu percobaan.
<script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "ca-pub-6796049996483896";
/* bali the best culture */
google_ad_slot = "4610582689";
google_ad_width = 728;
google_ad_height = 90;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script>
<script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "ca-pub-6796049996483896";
/* bali the best culture */
google_ad_slot = "4610582689";
google_ad_width = 728;
google_ad_height = 90;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script>
No comments:
Post a Comment